adbmi.org – Sebanyak 20 WNI yang menjadi korban TPPO (Perdagangan Manusia) berhasil dibebaskan dari wilayah konflik Myawaddy, Myanmar. Mereka mengaku disekap, disiksa, dan dipaksa bekerja sebagai online scamer.
Scam merupakan salah satu jenis kejahatan siber (Digital). Teknik penipuan ini melakukan aksinya dengan memanfaatkan jaringan internet (online) dan menargetkan informasi digital, bahkan sampai dengan pencurian uang.
Kejahatan seperti ini bisa dilakukan secara individual, secara berkelompok, maupun dalam bentuk perusahaan. Menurut laporan eConsumer.gov tentang International Fraud Report on scamming statistics, ada 50.176 kasus penipuan yang tercatat sepanjang tahun 2020 dengan total kerugian mencapai $154,8 juta.
Pembebasan 20 WNI di Myawaddy, daerah konflik di Myanmar melalui kerja sama KBRI Yangon dan KBRI Bangkok dengan jejaring lokal yang memiliki akses ke wilayah tersebut, para akhirnya dapat dibebaskan dan dibawa menuju perbatasan Thailand.
“Ke-20 WNI berhasil dibawa ke perbatasan dalam dua gelombang, yaitu pada 5 Mei 2023 sebanyak 4 orang, dan 6 Mei 2023 sebanyak 16 orang,” tulis keterangan resmi Kemlu, Minggu (7/5/2023) dilansir dari nasional.sindonews.com.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu), KBRI Yangon dan KBRI Bangkok mendesak otoritas Myanmar mengambil langkah efektif untuk menyelamatkan pekerja migran Indonesia yang diduga merupakan korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Berbagai langkah perlindungan yang telah dilakukan pemerintah Indonesia, antara lain, mengirimkan nota diplomatik kepada Kemlu Myanmar, berkoordinasi dengan otoritas setempat, serta bekerja sama dengan lembaga internasional seperti Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan Regional Support Office Bali Process di Bangkok.
Judha menjelaskan tantangan perlindungan WNI dalam kasus ini cukup tinggi, karena mayoritas WNI berada di Myawaddy, yang merupakan lokasi konflik bersenjata antara militer Myanmar dan kelompok pemberontak.
Foto: Sebanyak 20 WNI yang sedang disekap dan disiksa di daerah konflik Myawaddy, Myanmar (instagram: @bebaskankami)
Awalnya, informasi mengenai penyekapan dan penyiksaan 20 WNI yang sedang berada di daerah konflik Myawaddy, Myanmar ini bersumber dari sebuah akun instagram @bebaskankami. Diperlihatkan berupa foto dan video para WNI yang disekap di dalam ruangan yang tidak terlalu besar, perempuan dan laki-lakipun bercampur.
Melihat kejadian seperti itu, Roma Hidayat selaku ketua Yayasan Advokasi Buruh Migran Indonesia yang disebut ADBMI Foundation Lombok Timur menghimbau agar para calon pekerja migran (CPMI) agar selalu berhati-hati dengan perekrutan yang tidak jelas, terlebih jika sumber informasi tersebut berasal dari internet yang tingkat kevalidannya tidak diketahui pasti.
“Kami di Lombok Timur juga melakukan sosialisasi migrasi sehat, bagaimana supaya kawan-kawan calon PMI tetap berhati-hati kepada informasi yang tidak jelas, penyalur, terlebih kepada sponsor atau yang kami sebut Tekong. Jangan mudah tergiur dengan janji-janji manis mereka. Selalu gunakan jalur prosedural atau resmi (legal)” pungkasnya di Selong, kantor ADBMI Foundation, Jumat (19/5/2023).
コメント