top of page

PMI, Kabar Duka Dari Negeri 9 Malaysia Barat

Gambar penulis: ADBMI FoundationADBMI Foundation

adbmi.orgBegitu sedih yang dirasakan salah seorang keluarga PMI di Dusun Elong-elong Desa Pringgasela Timur. Berniat ingin menanyakan kabar malah mendengar kabar duka, sang suami meninggal di tempat yang tidak bisa dijangkau olehnya.

Senin kemarin (25/01) beberapa anggota LSD Pada Patuh Desa Pringgasela Timur sedang melakukan pendataan PMI 2021 di Dusun Elong-elong Desa Pringgasela Timur. Pendataan ini dilakukan guna memperbahaurui data PMI di tahun 2021 ini.

Ditengah proses interview isteri PMI (Listika Megawati) oleh Halimah (Pendata), terlintas kabar dari halaman facebook milik majikan sang suami (Munakib), kabar yang tertulis bahwa sang suami sudah tidak bisa lagi bertemu dengannya dan keluarga dalam keadaan sediakal. Munakib menghembuskan nafas terakhir di Negeri 9 Malaysia Barat karena sakit yang dideritannya.

Sang isteri sontak tak percaya, segera menelepon nomer sang suami untuk memastikan apa yang dibacanya dalam halaman facebook tersebut memang tidak benar adanya. Sayangnya panggilannya diangkat oleh salah seorang kerabat yang juga bekerja di tempat yang sama, sembari membenarkan berita tersebut memang benar.

Luluh lantak perasaan sang Listika, mengingat saat video call semalam Munakib memang terkesan memaksakan diri untuk terlihat baik-baik saja demi isteri dan buah hati. Sementara organ dalam tubuhnya berteriak minta tolong untuk segera ditindak karena selama ia sakit si Bos hanya memberikan perawatan berupa obat generik yang dijual bebas, dengan dalih tak bisa diberi perawatan lebih layak karena Munakib PMI gelap. Sungguh ironis.

Tak cukup sampai disitu, keseidhan Listika seakan tidak bisa berhenti di situ. Si Bos dengan bahasa yang sungguh diperhalus meminta keluarga untuk menyiapkan dana RM 3000 demi kepulangan jenazah almarhum ke tanah air. Sementara calo yang memberangkatkan suaminya terlebih dahulu “betabeq” dalam bahasa Indoensia yang diartikan “Permisi” ke keluarga almarhum tadi malam, bahwa tidak bisa berbuat banyak karena kondisi “Kanker” alias Kantong Kering, dan obrolan dianggap selesai dengan damai.

Sungguh “Ending” yang tak pernah terbayangkan oleh Listika, suami yang dicinta sepenuh hati meninggalkannya untuk selamanya tidak bisa ia liat dan sentuh disaat-saat terakhir, malah diminta untuk mengeluarkan segepok uang untuk kepulangan jenazah, dan dengan tanpa pertanggungjawaban yang jelas si Calo/Tekong berucap tidak bisa membantu apapun. Seperti pepatah “Sudah jatuh, tertimpa gentong, dan tidak ada yang menolong”.

0 tampilan0 komentar

Postingan Terkait

Lihat Semua

תגובות

דירוג של 0 מתוך 5 כוכבים
אין עדיין דירוגים

הוספת דירוג

ADBMI Foundation

Kami concern terhadap isu-isu Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan keluarganya.

Email: yayasanadbmi@gmail.com

Phone: 037621880

Kab. Lombok Timur

Update Buletin Setiap Bulan

Terimakasih sudah berlangganan..!!

© 2024 - webholic |  Terms of Use  |  Privacy Policy

bottom of page