adbmi.org – Niatnya ingin merantau ke Malaysia untuk kehidupan yang lebih baik malah nyasar ke pulau tak berpenghuni. Viral potongan video beredar dijejaring media sosial terkait adanya calon pekerja migran Indonesia (PMI) dengan tujuan Malaysia yang dibuang di sebuah pulau tak berpenghuni. Dugaaan sementara, para PMI tersebut merupakan korban dari agensi yang mencoba memberangkatkan melalui jalur yang tidak resmi (illegal).
Dilansir dari akun instagram @majeliskopi08, terlihat seorang wanita yang juga merupakan bagian dari salah satu korban menjelaskan bahwa mereka (calon PMI) dibuang di pulau tak berpenghuni yang biasanya disebut pulau Berombang.
“tengok ya, tengok, tengok. Kami dibuang di tempat ini, pulau berombang. Kami dibuang. Tengok orang – orang ini semua, kami ini bukan binatang lho, kami manusia,” ujar wanita dalam video tersebut saat diunggah pada senin (09/05/2022).
Si perekam mengatakan dalam video bukan hanya rombongan mereka yang menjadi korban pembuangan oleh tekong, namun juga ada sekitar 70an orang yang juga di buang secara bergelombang.
“di sini bukan hanya kami, tapi ada juga sekitar 70an orang yang juga di buang,” cetus perempuan tersebut.
Selain mendapatkan perhatian dari dari warga net, kejadian yang terjadi pada minggu (08/05/2022) ini juga mendapat perhatian dari pemerhati migrant, Rasyid Ridho.
Di Temui di Kantor ADBMI Foundation, Rasyid Ridho mengungkapkan bentuk ke prihatinannya terkait kejadian pembuangan calon PMI di pulau Rantau Prapat Sumatra Utara tersebut. Ia berharap kepada masyarakat untuk tidak tergiur atas tawaran yang besar oleh tekong untuk menjadi PMI lewat jalur illegal.
“jangan sampai ini terulang kembali. Sudah terlalu sering kejadian seperti ini. Jangan sampai kita terlalu cepat tergiur atas tawaran menjadi pekerja migrant illegal,” ucap Rasyid Ridho Rabu (11/05/2022) kemarin.
Ia juga meminta kepada masyarakat untuk menjadikan pelajaran kejadian kapal boat terbalik tujuan Malaysia yang terjadi pada akhir tahun 2021 yang lalu.
“jangan sampai kita lupa, banyak sanak saudara kita yang menjadi korban kapal boat terbalik dengan tujuan Malaysia akhir tahun lalu. Seharusnya itu menjadi pelajaran berharga bagi kita semua,” cetunya pada awak media.
Masih Ridho, “Meskipun Malaysia sudah buka, jangan sampai kita tergiur langsung kemudian memilih jalur illegal dengan alasan biaya murah dan cepat sampai. Justru biayanya jauh lebih besar, karena harus dibayar dengan nyawa taruhannya.”
Comments