Dalam acara diskusi dan konsultasi yang digelar di Desa Borok Toyang, pembahasan mengenai pembentukan Banjar untuk komunitas Pekerja Migran Indonesia (PMI) menjadi topik utama. Acara yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan desa serta diikuti oleh banyak masyarakat ini memunculkan sejumlah pertanyaan, salah satunya terkait peran Lembaga Sosial Desa (LSD) yang biasanya fokus pada urusan PMI.
Salah satu peserta dalam pertemuan tersebut menanyakan alasan LSD Borok Toyang yang dikenal mengurus masalah PMI justru membahas mengenai pembentukan Banjar. "Mengapa LSD yang biasanya mengurus soal PMI kini membicarakan Banjar, padahal itu lebih ke urusan gotong royong desa?" ujar salah seorang warga yang mengikuti acara.
Menanggapi hal tersebut, perwakilan LSD Borok Toyang menjelaskan bahwa Banjar merupakan bentuk gotong royong tradisional masyarakat desa untuk saling membantu, baik dalam bentuk uang maupun barang, terutama bagi warga yang mengalami kesulitan. Meskipun Banjar biasanya tidak terkait langsung dengan PMI, pembentukannya diharapkan dapat memperkuat solidaritas dan jaringan sosial di desa, yang juga bermanfaat bagi PMI dan keluarga mereka.
"Banjar ini bukan hanya untuk urusan umum desa, tetapi juga bisa membantu PMI, terutama jika mereka atau keluarganya mengalami kesulitan. Gotong royong ini bisa membantu menopang kehidupan sosial di desa, termasuk untuk komunitas PMI," jelas Ketua LSD dalam forum tersebut.
Dengan adanya Banjar, diharapkan desa Borok Toyang dapat menciptakan lingkungan yang lebih kuat dalam hal solidaritas sosial. Hal ini diharapkan bisa memberi dukungan bagi semua lapisan masyarakat, termasuk PMI, yang sering kali membutuhkan dukungan ketika menghadapi tantangan di perantauan atau ketika kembali ke desa.
Pertemuan ini menghasilkan komitmen dari masyarakat untuk mendukung pembentukan Banjar, sebagai bentuk kepedulian dan gotong royong yang terus dijaga di Desa Borok Toyang
Komentar