NTB Patut Bangga! Borok Toyang Masuk 5 Besar Nasional dalam Lomba Desa Terbaik Perlindungan Pekerja Migran Indonesia

adbmi.org - Desa Borok Toyang menorehkan prestasi membanggakan dengan masuk dalam 5 besar nasional dalam Lomba Desa Terbaik dalam Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Lomba ini diselenggarakan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bekerja sama dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

Desa yang terletak di Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur ini dinilai memiliki komitmen kuat dan praktik inovatif dalam upaya perlindungan warganya yang bekerja di luar negeri sebagai pekerja migran. Borok Toyang menjadi wakil Provinsi NTB dan berhasil menempatkan diri di antara desa-desa terbaik tingkat nasional dalam upaya perlindungan pekerja migran.

Prestasi ini mendapat perhatian khusus dari Anggota DPRD Provinsi NTB, Akhyar Rosidi dari Fraksi Partai Perindo. Dalam sambutannya saat menghadiri acara Tasyakuran Penamatan dan Kenaikan Kelas Santri dan Santriwati di Pondok Pesantren Mambaul Barokah, ia menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian tersebut.

“Kita perlu berbangga bahwa desa kita, Desa Borok Toyang, mewakili Provinsi NTB dalam lomba desa terbaik perlindungan pekerja migran Indonesia. Ini bukan sekadar penghargaan, tetapi pengakuan atas kerja nyata pemerintah desa dalam menjaga warganya yang bekerja di luar negeri,” ujar Akhyar Rosidi.

Foto Istimewa : Ahyar Rosidi Anggota DPRD Kabupaten Lombok Timur

Sementara itu, Kepala Desa Borok Toyang, Suparman, dalam paparannya menjelaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari kerja kolektif seluruh elemen desa dalam memberikan perlindungan terhadap calon pekerja migran.

“Memang benar desa kita mewakili semua desa di NTB dalam lomba ini. Tapi perlindungan bukan berarti kami melarang masyarakat untuk merantau. Saya sangat memahami bahwa kondisi ekonomi kita masih jauh dari cukup. Tapi yang kami upayakan adalah bagaimana agar masyarakat bisa berangkat secara resmi, sesuai aturan yang berlaku, agar tidak menjadi korban perdagangan orang atau eksploitasi,” tegas Suparman.

Foto Istimewa : Diskusi PEMDES dan LSD

Desa Borok Toyang aktif melakukan pendataan calon PMI, edukasi hukum dan prosedur migrasi, serta mendampingi keluarga PMI. Mereka juga menjalin kerja sama dengan BP3MI, LSM, dan tokoh agama untuk menjamin keselamatan warga dari desa hingga negara tujuan.

Sebagai desa dampingan ADBMI Lombok Timur, prestasi ini juga diapresiasi oleh Roma Hidayat, selaku Ketua ADBMI Lombok Timur.

“Alhamdulillah sudah 3 desa dampingan ADBMI yang diakui inovasinya oleh negara. semoga selanjutnya, negara tidak hanya berhenti di penyelenggaraan lomba yang berujung pemberian sertifikat plus hadiah. tapi lebih dari itu, negara belajar bagaimana cara mengembangkan inisiatif dan merefleksikan di desa lainnya” ujar Roma Hidayat.

Ia juga menegaskan pentingnya penguatan kelembagaan desa dalam melindungi pekerja migran sejak dari kampung halaman.

Sementara itu, Fauzan, selaku pendamping lapangan dari Lembaga Sosial Desa (LSD) Borok Toyang, menyampaikan rasa terima kasihnya:

“Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak, terutama Pemdes dan LSD Borta, yang semangat mengikuti lomba ini. Semoga Borok Toyang makin dikenal dan diperhitungkan di tingkat nasional,” tuturnya.

Foto Istimewa : Dendek Saduk Tekong

Kompetisi Desa Terbaik dalam Perlindungan Pekerja Migran Indonesia menitikberatkan penilaian pada empat aspek utama, yaitu legalitas, perlindungan terhadap PMI, perlindungan bagi keluarga PMI, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat yang berbasis pada pemanfaatan remitansi. Seluruh aspek tersebut harus didukung dengan dokumentasi berupa foto, video, dan narasi yang informatif. Dengan masuknya Borok Toyang ke dalam 5 besar nasional, Lombok Timur patut berbangga memiliki desa yang peduli tidak hanya pada pembangunan fisik, tetapi juga pada perlindungan sosial dan masa depan warganya yang merantau.