Dalam upaya meningkatkan kualitas gizi dan tumbuh kembang anak, pelibatan kelompok kader Posyandu menjadi salah satu strategi penting, terutama bagi anak-anak keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Kader Posyandu memiliki peran strategis dalam mendampingi, memantau, dan memberikan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang dan pola asuh yang tepat.

adbmi.org - Anak-anak keluarga PMI sering kali menghadapi tantangan dalam pemenuhan kebutuhan gizi dan perhatian tumbuh kembang karena orang tua mereka bekerja di luar negeri. Dalam kondisi ini, kader Posyandu berperan sebagai jembatan informasi dan pendamping bagi keluarga yang ditinggalkan.
Melalui kegiatan Posyandu, seperti pemantauan pertumbuhan, penyuluhan gizi, dan pemberian makanan tambahan, diharapkan anak-anak mendapatkan perhatian yang memadai.
Menurut Sekertaris Desa (Sekdes) Desa Telagawaru,Ā Junaidi, pelibatan aktif kader Posyandu mampu menekan angka stunting dan kekurangan gizi.
āKader Posyandu menjadi ujung tombak dalam memberikan edukasi dan pemantauan kesehatan anak. Dengan pelibatan mereka, kami optimis bisa meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak keluarga PMI,ā ujarnya saat diadakannya musyawarah desa tentang pembahasan rancangan peraturan desa tentang tugas dan tanggungjawab pemerintah desa dalam pemberdayaan dan reintegrasi social pekerja migran Indonesia dan keluarganya,24/02/2025.
Selain itu, kader Posyandu juga berperan dalam memberikan pendampingan psikososial. Dengan adanya komunikasi yang baik antara kader dan keluarga, diharapkan anak-anak tidak hanya terpenuhi kebutuhan gizinya tetapi juga mendapatkan perhatian emosional yang cukup.
Dalam rancangan perdes tersebut mendorong keterlibatan aktif dari para kelompok kader posyandu setiap wilayah. ānanti akan di bahas lebih rinci lagi peran dan fungsi dari masing ā masing Lembaga di bawah naungan pemerintah desa.ā

Berdasarkan data terbaru, angka stunting di Kabupaten Lombok Timur menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada tahun 2024, prevalensi stunting tercatat sebesar 15,9 persen, setara dengan 18.808 anak. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional yang mencapai 21,6 persen. Pemerintah Kabupaten Lombok Timur menargetkan penurunan angka stunting hingga 14 persen pada tahun 2024.
Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lombok Timur pada tahun 2024 mencapai 71,48, meningkat dari 70,65 pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini mencakup beberapa indikator, antara lain:
Umur Harapan Hidup (UHH):Ā Naik dari 71,72 tahun menjadi 71,95 tahun.
Harapan Lama Sekolah (HLS):Ā Meningkat dari 14,06 tahun menjadi 14,07 tahun.
Rata-rata Lama Sekolah (RLS):Ā Bertambah dari 7,12 tahun menjadi 7,36 tahun.
Pengeluaran riil per kapita:Ā Naik dari Rp10.152.000 menjadi Rp10.571.000.
Meskipun demikian, Lombok Timur masih berada di posisi ke-7 dari 10 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam hal IPM.
Pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui berbagai program di bidang kesehatan, pendidikan, dan ekonomi untuk mencapai target pembangunan yang lebih baik di masa mendatang.
Bagus juga kader posyandu terlibat aktif