top of page

Sempat Dikabarkan Meninggal, Fitriati Pulang Setelah Belasan Tahun Tanpa Kabar

adbmi.org – Fitriati pulang setelah belasan tahun hilang tanpa kabar semenjak menginjakkan kaki di Arab Saudi saat menjadi pekerja migran Indonesia (PMI). Kepergiannya belasan tahun yang lalu menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga di rumah. Ia bahkan sempat dikabarkan meninggal dunia dikarenakan tak ada satupun informasi maupun pemberitaan yang menyelipkan namanya.

Fitriati saat ini dikabarkan sedang berada di kantor Perwakilan Konsulat Jendral Republik Indonesia di Jeddah Arab Saudi. Informasi ini didapatkan Lembaga Sosial Desa Anjani yang mendampingi kasus ini sejak 2019 yang lalu. Bahkan LSD Anjani sendiri mendapatkan informasi keberadaan Fitriati dari Badan Pelayanan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Nusa Tenggara Barat.

Di kabarkan pula, Fitriati tidak pernah mendapatkan haknya berupa gaji selama sepuluh tahun lamanya.

Sempat Dikabarkan Meninggal, Fitriawati Pulang Setelah Belasan Tahun Tanpa Kabar

Photo Istimewa : Keluarga Fitriati perempuan pekerja migran asal desa Anjani saat diberikan informasi oleh LSD Anjani tentang keberadaan Fitriati.


Isak Tangis Keluarga Pecah Mendapatkan Kabar Haru Dari Negeri Seberang

Di pelataran rumah, Angga Lasmani tertegun mendengar kabar baik yang menimpa keluarganya. Ini seperti mimpi di siang hari, bahkan lebih dari itu. Seumpama rezeki yang tiada terkira ketika dilanda krisis, tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Terlihat jelas deraian air mata dan suara isak tangis menyelimuti keluarganya. Hari itu, hari yang penuh dengan kebahagiaan bagi keluarga sederhana yang menanti kabar keberadaan salah satu keluarganya yang mengabdikan diri menjadi PMI.

Fitriati namanya, seorang PMI Perempuan asal dusun Anjani Timur 2 Desa Anjani Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur – Nusa Tenggara Barat. Ia  merantau ke Arab Saudi sejak tahun 2009 sampai saat ini.

“Bibik saya pergi sewaktu saya masih kecil. Saya masih ingat betul raut mukanya” terang Angga Lasmi sembari mengusap air mata yang terus mengalir dipipinya.

Satu persatu keluarga datang menghampiri ikut larut dalam tangisan kebahagian setelah mendengarkan kabar baik bahwa Fitriati masih dalam keadaan hidup dan akan pulang ke kampung halaman. Sempat hilang kabar kini menemui titik terang. Pelataran rumah itu pun pecah tangisan keluarga.

Kabarnya, Fitriati saat ini sedang berada di Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) Jeddah Arab Saudi. Ia ditampung sementara waktu untuk mengetahui permasalahan yang menimpanya guna menelusuri apa motif maupun alasan yang membuatnya bertahan sampai belasan tahun di negara yang kaya akan minyak tersebut.

Sempat Dikabarkan Meninggal, Fitriawati Pulang Setelah Belasan Tahun Tanpa Kabar

Photo Istimewa : Dokumentasi awal LSD Anjani saat melakukan penjangkauan ke rumah Fitriati pada 21/4/2019 yang lalu. Terlihat Nendi Wahyu selaku ketua LSD Anjani yang sedang mendalami kasus hilangnya kabar Fitriati.


Advokasi Kasus Fitriati Oleh LSD Anjani Sejak 2019, Proses Panjang Demi Sebuah Harapan

Lembaga Sosial Desa atau yang biasanya disingkat LSD Anjani sejak 2018 sudah menisbatkan dirinya sebagai lembaga yang menjadi fokus pemerhati sekaligus peduli PMI. Sejak pendeklarasian itu, LSD Anjani tetap konsisten mendampingi kasus–kasus PMI di desa Anjani. Bukan hanya itu, LSD Anjani juga tetap mendampingi kasus–kasus PMI baik di dalam maupun di luar desa Anjani.

Dalam mengkawal dan mencari informasi tentang keberadaan Fitriati, LSD Anjani mulai melakuhkan advokasi pada tanggal 21 April 2019. Itu terlihat dari data yang dibeberkan oleh ketua LSD Anjani, Nendi Wahyu Imansyah.

“harapan besar keluarga waktu itu tergantung dari kinerja kami di LSD Anjani,” terang Nendi wahyu mengenang waktu mengunjungi rumah keluarga Fitriati, Selasa (7/32023).

Langkah awal yang dilakukan oleh LSD Anjani saat itu adalah meminta keterangan tentang data diri Fitriati. Selain itu pula, LSD Anjani meminta kepada kelurga untuk memperlihatkan beberapa bukti yang ada terkait dengan perekrutan Fitriati sehingga bisa menjadi PMI perempuan.

“namun yang tersimpan hanya salinan photo copy Kartu Keluarga. Tidak ada data pendukung yang kuat,” terang Nendi. Langsung setelah itu LSD Anjani membuatkan kronologi singkat untuk menjadi bahan laporan ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi kabupaten Lombok Timur dan juga Badan Pelayanan dan Pelindungan PMI NTB. Kasus ini juga menjadi bahan laporan ke yayasan Advokasi Buruh Migran Indonesia.

Ini juga menjadi permasalahan. Banyak pihak keluarga yang terlalu menyepelekan data diri untuk menjadi pekerja migran. Tidak menyimpan salinan – salinan maupun bukti vital menjadi PMI sehingga ini yang kerap mempersulit proses penyelesaian kasus.

Di banyak kasus PMI, masyarakat kadang banyak yang tidak menyimpan surat – surat penting berupa photo salinan paspor, calling visa dan berbagai data diri yang penting. Yang paling melenceng, banyak para calo nakal yang mengganti data diri calon pekerja migrannya untuk memuluskan perjalanan. Dan masyarakat sadar akan hal itu.

“berbagai upaya sudah kami lakukan, mungkin sekarang waktu terbaik untuk Fitriati pulang,” terang Nendy.

0 tampilan0 komentar

Postingan Terkait

Lihat Semua

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page