Berlatar belakang keluarga PMI, Pemudi asal Sakra Barat lulus jadi guru Sekolah Rakyat
- Firman Siddik

- 6 hari yang lalu
- 2 menit membaca

adbmi.org - Berbagai prestasi yang didapat Faula saat ini tidak datang dalam semalam. Dibutuhkan dedikasikan dan perjuangan yang panjang untuk bisa di titik ini.
Meskipun berlatar belakang keluarga pekerja migran, Faula tak putus asa. Justru ia membuktikannya dengan berbagai prestasi yang didapat.
Alumni Universitas Hamzanwadi Pancor ini, kini menjadi guru Sekolah Rakyat. Tepatnya di Sekolah Rakyat Terintegrasi 60 Tojo Una-Una (SRT 60 Touna) Kabupaten Tojo Una - Una Provinsi Sulawesi Tengah.
Pernah Ditolak, Tapi Masih Bangkit
Sebelum sampai di titik ini, banyak yang sudah dilalui Faula menjemput gelar sebagai Guru Sekolah Rakyat. Ia bahkan pernah tidak lolos ikut seleksi PPPK Pemda dengan mengambil penempatan di Karang Asem Bali.
"Dulu ikut seleksi p3k penempatan di Bali, tapi ndk lolos, " terangnya sembari mengenang masa itu.
Faula mengajar di salah satu sekolah swasta di Desa Borok Toyang. Profesi ini sudah ia geluti semenjak tamat kuliah meskipun hanya sebagai honorer.
Semasa menjadi honorer, ia menerima gaji setiap 3 bulan sekali. Tapi ia menikmati prosesnya.
Dari gajinya itu, ia harus bisa menyisihkan untuk kebutuhan keluarga. Terlebih ia adalah anak pertama dan tinggal dengan sang nenek.
Setelah jam mengajar, ia mencoba mencari peruntungan dengan mencari pekerjaan sampingan. Dengan kecerdasan dan kemampuannya mengelola sosial media, ia menjadi freelancer di Yayasan Advokasi Buruh Migran Indonesia.
Dari pengalamannya menjadi freelance ini, ia bisa menjadi fasilitator di beberapa kegiatan sosial kemasyarakatan. Termasuk menjadi fasilitator lapangan program yang menyasar masyarakat pesisir pantai.
Latar Belakang Keluarga
Faula Anis Hatami, lahir tahun 2000 di Malaysia. Ia dilahirkan ketika kedua orang tuanya merantau ke Malaysia.
Berdarah campuran, ibu seorang perempuan Jawa dan ayah dari Lombok.
Kedua orang tuanya adalah perantau yang bertemu di luar negeri dan memilih menikah.
Ia tinggal bersama sang nenek keluarga dari pihak ayah. Ia tinggal di Desa Borok Toyang Kecamatan Sakra Barat, Lombok Timur.
Semasa kuliah, ia harus banting tulang membiayai perkuliahannya di samping kiriman yang ia terima dari orang tua.
Ia merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Hamzanwadi. Setelah itu mengambil PPG di Universitas Negeri Malang jurusan IPS.
Kedua orang tuanya berpisah. Bahkan sang ayah telah lama menikah lagi dan tinggal di Malaysia.
"Saya anak pertama, bahkan satu - satunya perempuan, " Terangnya.
Dari pengalaman hidupnya ini ia belajar banyak hal, tentangĀ keihklasan menerima takdir.
Baginya, menjadi guru bukanlah suatu profesi, tapi sebuah tanggung jawab. Meski jauh dari keluarga, ia tetap menjalankan tugasnya sebagai abdi negara.
"Di sini saya sebagai kakak, ibu dan bahkan jadi orang tua bagi anak anak yang dominan berlatar belakang keluarga kurang mampu, " Terangnya saat di wawancara lewat sambungan telepon.



Semangat kakak faula