Kopi "Pada Mele" Asal Sukamulia Diproduksi Dari Hasil Jualan Sampah
- Firman Siddik
- 11 menit yang lalu
- 2 menit membaca
Kopi kelompok Pekka "pada mele" dibuat secara tradisional oleh para perempuan kepala keluarga. Modalnya bersumber dari iuran kelompok dan juga hasil penjualan sampah.

adbmi.org - Selamah sedang mencatat pembukuan barang dan uang yang keluar masuk. Pembukuan ini baginya sangat penting dalam usaha.
Satu persatu, barang dan uang ia catat dengan teliti. Meskipun tidak muda lagi, soal tulis menulis ia masih terus ingin belajar.

Selamah adalah ketua "PEKKA" di Dusun Dasan Tiga Desa Sukamulia Timur. Ia mengemban amanah sebagai ketua PEKKA sejak 2 tahun silam.
PEKKA sendiri merupakan kelompok pemberdayaan perempuan kepala keluarga, disingkat PEKKA. Kelompok ini dominan di isi oleh perempuan - perempuan yang menjadi kepala keluarga.
Selain itu, kelompok PEKKA ini di isi juga oleh perempuan yang memiliki suami. Hanya saja, suami mereka pergi merantau ke luar negeri.
KOPI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN

Kelompok PEKKA ini bernama "Pada Mele". Usaha unggulannya adalah kopi. Sisanya sembako.
Hampir tiap mingggu, kelompok PEKKA pada mele memproduksi kopi dengan lebel "pada mele". Kopi itu di jual ke warung - warung dan juga perkantoran.
Sekali produksi, bisa menghabiskan sampai puluhan kilo kopi.
Varian rasanya ada tiga, kopi murni, kopi dengan campuran beras dan juga kopi dengan campuran jahe.
"Yang menjadi primadona adalah kopi murni, makanya cepat habis," terang Selamah ketua PEKKA saat dikunjungi.
Kopi yang dibuat secara tradisional ini juga banyak diminati oleh masyarakat di luar daerah. Namun karena keterbatasan biaya, masih belum bisa di penuhi.

"Ada yang pesan dari Kalimantan, cuman modal pengiriman besar sekali. Masih belum mampu," terang ketua PEKKA tersebut.
Kopi kelompok Pekka "pada mele" berbeda dengan varian kopi lainnya. Dari prosesnya, terkesan sangat sederhana.
Biji Kopi disangrai menggunakan wajan tradisional yang dibuat dari tanah liat sehingga menghasilkan cita rasa yang berbeda.
MODAL DARI HASIL JUAL SAMPAH

Hasil dari jualan sampah adalah modal awal kelompok Pekka membangun usaha. Selain itu, iuran dari kelompok setiap bulan hanya lima ribu.
Para anggota Pekka yang berjumlah 22 orang, setiap bulan mengumpulkan sampah yang bisa di daur ulang. Sampah itu lalu di jual dan menjadi modal produksi kopi.
Sriawan, kepala dusun Dasan Tiga menyebut bahwa keberadaan kelompok Pekka ini membantu masyarakat. Meskipun modalnya dari iuran anggota dan juga hasil penjualan sampah, sangat berdampak bagi masyarakat.
"Dari sisi lingkungan, bisa diminimalisir sampah yang berserakan. Selain itu, ada pekerjaan bagi masyarakat juga," terang Kadus Dasan Tiga Desa Sukamulia Timur Kecamatan Sukamulia.
Kommentare