Roma kecil hidup dengan serba keterbatasan. Ayahnya seorang guru, yang tidak lebih mapan dari seorang mantan pekerja migran. Rumahnya sederhana, didalamnya tumbuh dialektika serta pemikiran ingin maju.
Roma tumbuh dari keluarga yang berlatar belakang Pendidikan yang cukup. Karena sang ayah seorang guru, ia dituntut untuk terus mengenyam Pendidikan yang lebih tinggi. Sampai pada jenjang perkuliahan.
Meskipun ia dituntun untuk terus bersekolah, Roma kecil masih terus bimbang. Ia ingin berbeda, dan ingin mengikuti trend kala itu. Menjadi pekerja migran Indonesia.

adbmi.org ā Siapa yang tidak kenal dengan Roma Hidayat. Seorang anak desa kini menjadi pimpinan sebuah Ngo dan ormas ternama. Sebut saja Muhammadiyah, sebuah ormas terkaya di negeri ini.
Roma Hidayat menjadi ketua Muhammadiyah di Kabupaten Lombok Timur. Ia menjadi ketua PD Muhammadiyah sejak tahun 2024 yang lalu.
Selain itu, Roma Hidayat adalah Founder dari Yayasan Advokasi Buruh Migran Indonesia atau ADBMI. Sebuah Ngo yang focus menyuarakan isu pekerja migran Indonesia di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
ADBMI sudah berdiri sejak tahun 2000 yang didirikan oleh sekelompok anak muda yang memiliki keprihatinan terhadap nasib para pekerja migran Indonesia yang dulu di sebut TKI.
Sejak tahun 2000 sampai saat ini, adbmi aktif menyuarakan isu PMI baik sisi perlindungan sampai dengan pemberdayaan PMI dan keluarganya. Banyak regulasi yang sudah berhasil di dorong oleh ADBMI, baik di level pemerintah daerah sampai dengan pemerintah desa.
ADBMI yang dulunya hanya sebuah perkumpulan diskusi atas keprihatinan batin, kini menjelma menjadi sebuah Lembaga yang memiliki basis kuat, baik di masyarakat maupun di pemerintahan.
Dibentuknya ADBMI, Sebuah NGo Yang Fokus Menyuarakan PMI Dari Level Desa Sampai Ibu Kota
Roma mengajarkan tentang sebuah konsistensi pergerakan dan pemikiran. Sebuah nilai yang jarang dimiliki oleh setiap insan.
Konsistensi membawa roma sampai ke titik ini. Ia menjadi ketua PD Muhammadiyah Lombok timur dan juga sebagai Ketua Yayasan ADBMI. Ia menjelma menjadi sebuah tokoh ternama yang berasal dari pelosok desa. Tepatnya di Desa Lepak Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur, NTB.
Tahun 2000, trend menjadi pekerja migran Indonesia sedang naik daun. Banyak rumah ā rumah di pelosok desa, dibangun dari hasil remitansi yang didapatkan dari menjadi PMI.
Banyaknya masyarakat Lombok Timur yang menjadi PMI, berbanding lurus dengan banyaknya kasus ā kasus yang menghantui keluarga PMI. Perceraian, kekerasan, putus sekolah sampai dengan penelantaran anak dan pasangan.
ātapi dari sekian banyak kasus itu, ditutup oleh keberhasilan PMI kita kala itu,ā terang Roma Hidayat selaku ketua ADBMI.
Dari tempat ke tempat yang lain, diskusi dijalankan. Pelatihan diikuti roma beserta kawan, ADBMI perlahan mendapat ruang di khalayak ramai.
Roma bahkan menyabut, ADBMI dijalankan atas inisiatif. Tidak ada gaji ataupun janji akan kesuksesan kala itu. ADBMI terus berjalan meskipun tanpa honor dan insentif.
ākami bahkan menyisihkan uang dari hasil ikut pelatihan untuk disimpan sebagai kas Lembaga,āterang Roma.
Sampai pada suatu takdir, ADBMI menjadi sebuah Lembaga yang independent. Mendapatkan pendanaan kegiatan Lembaga dari Lembaga luar negeri. Ini menjadi titik awal perkembangan ADBMI menjadi sebuah NGO ternama di kabupaten Lombok Timur.
Roma Kecil Pernah Berfikir Untuk Menjadi Pekerja Migran Karena Ekonomi
Roma bahkan bercerita pernah terbersit dalam benaknya untuk menjadi pekerja migran Indonesia. Ia berfikir demikian karena trend kala itu, banyaknya PMI yang sukses dan bisa membangun rumah.
Bahkan, rumah sederhana milik keluarga roma tidak lebih baik dari rumah para keluarga PMI. Hal ini mendorong kuat keinginannya untuk terus pergi menjadi PMI.
Namun apalah daya, ia dituntut untuk terus belajar dan berproses. Ia dikirim untuk menimba ilmu ke luar daerah, tepatnya di Jogjakarta.
Banyak pengalaman dan pemikiran yang diterima oleh roma Ketika menimba ilmu di luar daerah. Bahkan, Ketika KKN, ia melihat banyaknya masyarakat yang menjadi PMI. Namun, memilih melalui jalur gelap atau unprosedural.
Pengalamannya Ketika KKN membuka cakrawala berpikirnya. Ia bahkan berkomitmen akan membuat sebuah Lembaga yang akan mengedukasi masyarakat bagaimana cara menjadi PMI yang benar.
Sebagai anak seorang guru, ekonominya pun standar. Ia bahkan pernah hidup dijalanan. Sebagai aktivis tanpa ekonomi yang mapan.
Kisah kelamnya ini terus menuntutnya untuk bekerja keras. Hingga tiba saatnya, ADBMI menjadi Lembaga satu ā satunya yang ada di Lombok Timur yang focus pada isu pekerja migran Indonesia.
Dengan banyaknya kasus yang dialami oleh para PMI, membuat Roma kian enggan menjadi PMI. Ia lebih focus menjadi pemerhati PMI dan keluarganya.
āternyata semakin kesini, banyak kasus PMI yang saya lihat sehingga mengurungkan niat saya,ā tutup Roma.
Semangat terus menebar benih kebaikan