Sebanyak 45 juta yang diminta oleh tekong serta merta ia usahakan demi berangkat ke luar negeri. MR mengusahakan uang tersebut dengan berupaya keras meminjam di sanak saudara dan kerabat dekatnya. Ia diberikan waktu kurang satu minggu, sebab pemberangkatannya tak lama lagi.
MR sudah mengeluarkan biaya sebesar 45 juta. Uang itu merupakan hasil pinjamannya demi berangkat ke luar negeri dan menggapai masa depan.
adbmi.org – Begitu malang nasib MR, ia ditipu untuk bekerja di Australia menjadi pekerja migran dengan gaji yang tinggi. Sementara itu, ia tidak tau menahu bahwa tidak ada penempatan menjadi PMI dengan tujuan Australia.
MR menceritakan bahwa pertemuannya dengan tekong yang akan memberangkatkannya sangat singkat. Tepatnya pada Senin 6 Mei 2024 kemarin.
Ia diminta langsung datang ke rumah sang tekong, namun harus membawa uang sebesar 15 juta lengkap dengan data diri seperti Poto copy KTP, KK, ijazah terakhir serta akta kelahiran.
“Karena ingin segera berangkat, saya mengiyakan semuanya dan menyiapkan apa yang menjadi keperluan,” tutur MR kepada ADBMI Jum’at, 10/5/2024.
Upaya Mencari Informasi Mengenai Uang yang Raib
MR merupakan warga desa Kalijaga Timur Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur.
Saat pertemuan, Ia ditemani dengan salah satu rekannya yang kemudian menyaksikan MR menyerahkan uang sebesar 15 juta tanpa ada kwitansi. “Syukurnya ada bukti photo.”
Selanjutnya, MR menceritakan kronologi lebih detailnya kepada penulis. Ia dihubungkan dengan orang yang ia tidak pernah temui sama sekali. Ia diminta oleh sang tekong untuk menghubungi secara langsung via telpon.
“Dia kirimkan nomer orang itu ke saya. Begitu juga sebaliknya, orang itu dikirimkan nomer saya,” terang MR.
MR dikirimkan beberapa dokumentasi baik video maupun photo orang – orang yang sudah berhasil berangkat dan mendapatkan gaji yang besar. MR semakin ingin cepat berangkat.
MR mengungkap bahwa ia merasa seperti dihipnotis. Serta – merta ia diminta mengirimkan biaya sebesar 30 juta untuk biaya pemberangkatan.
“Saya usahakan uang itu secepat mungkin tanpa tau orang itu dimana lokasinya saat ini,” terang MR.
MR tak tinggal diam. Ia mencari informasi tentang pemberangkatan ke Australia. Namun, informasi tentang penutupan penempatan ke Australia di dapat setelah ia mengirimkan semua biaya yang dibutuhkan ke tekong.
Ia mencoba melacak nomor yang digunakan oleh oknum tekong kedua yang menghubunginya. Ternyata, nomor tersebut adalah nomor Singapura.
Ia juga meminta penjelasan kepada oknum tekong pertama yang menghubunginya. Namun sang tekong berdalih tidak tau menahu tentang pengiriman biaya yang sudah dikeluarkan oleh MR.
“Kayak lepas tangan. Makanya saya agak kewalahan sekarang. Sementara biaya itu semuanya pinjaman,” terang MR.
Disaat yang bersamaan, ketua LSD Kalijaga Timur, Bastiar mengungkapkan bahwa kasus ini termasuk sangat kompleks. Harus melibatkan semua pihak.
“Kita juga akan bawa kasus ini ke kepolisian untuk mencari pembelaan,” pungkas Bastiar ketua LSD Kalijaga Timur.
Didampingi adbmi, LSD Kalijaga Timur akan membawa kasus ini ke ranah hukum. “Ini murni penipuan, apalagi sang oknum tekong tidak mau bertanggungjawab.”
Comentarios